
PANDANGAN KRISTIANI
Manusia diciptakan Allah berbeda dengan ciptaan-ciptaan yang lainnnya. Manusia diciptakan dengan sempurna seturut gambar dan rupa Allah, yang dilengkapi dengan akal, pikiran dan perasaan. Pernyataan ini terdapat dalam perkataan Allah dalam Kejadian 1:26 “ Baiklah Kita (Allah) menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Allah), supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang melata yang merayap di bumi”. Dengan anugerah akal, pikiran dan perasaan inilah, manusia mampu untuk berpikir, menentukan ide atau gagasan dan memutuskan tindakan yang akan dilakukannya.
Allah menciptakan manusia dengan dianugerahkan bakat dan talenta (kecerdasan pikiran dan perasaan) yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Injil Roma:12:6a bahwa “ Demikianlah kita (manusia) mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kapada kita (manusia). Dengan anugerah bakat dan talenta inilah cenderung manusia memiliki ide atau gagasan yang berbeda-beda. Brumellen berpendapat bahwa semua orang dapat memberikan kontribusi pada kehidupan di masyarakat dengan cara khusus, menggunakan karunia istemewa mereka. (Brumellen, p. 93).
Seorang guru kristen merupakan manusia yang dipanggil oleh Allah untuk membawa anak didik menjadi dekat dengan Allah dan memberikan pemahaman untuk lebih mengenal Allah dengan baik. Seorang guru kristen merupakan rekan sekerja Allah yang tentunya akan membawa perubahan siswa untuk semakin lebih serupa dengan Kristus. Allah berfirman dalam Injil 1 Korintus 3:9 bahwa “Karena kami (manusia) kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”. Perubahan setiap diri siswa tentunya perubahan yang melibatkan akal budi dan perasaan yang akan menjadikan setiap tindakan siswa mencerminkan tindakan Allah dan berkarakter seperti Allah. Pernyataan ini tertuang dalam Injil Roma 12:2 bahwa “ janganlah kamu serupa denghan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
Dalam menghadapi perbedaan pendapat atau ide-ide siswa, guru kristen harus dapat mengatur dan memberikan suatu penyelesaian dengan baik. Salah satu bentuk pengaturan dan penyelesainnya yaitu Seorang guru kristen harus mampu menyimpulkan apa yang menjadi perdebatan. Dengan menyimpulkan atau mensintesis, maka pelajaran yang disampaikan atau materi yang dibahas tidak mengambang dalam pemahaman siswa. Guru Kristen juga harus mampu membuat kesimpulan yang menyatakan kebenaran yang sejati, yaitu Firman Allah. Allah berfirman dalam Injil Roma 1:17a bahwa” Sebab di dalamnya (Alkitab atau Firman Allah) nyata kebenaran Allah”. Hal ini dipertegas pula dalam Yohanes 14:62a yaitu ” Akulah (Yesus) jalan kebenaran dan hidup”.
Selama hidup di dunia, Yesus Sang Juru Selamat selalu mencari cara bagaimana melayani jenis orang. Ia memilih dua belas orang murid-Nya dengan talenta dan bakat yang beragam. Yesus selalu mengajarkan firman Allah kepada setiap murid-Nya dengan menerima dan menghargai setiap pendapat dan gagasan muridnya. Yesus juga selalu memberikan kesimpulan di setiap penyampaian Firman-Nya. Dalam hal ini Yesus sendiri juga sering menegur atau memperbaiki setiap pandangan setiap murid-Nya yang melenceng dari jalur Allah.
Sebagai guru Kristen tentunya harus dapat meneladani karakter Yesus dalam pengajaran kepada murid-muridnya dan kepada semua orang. Seorang guru yang bijak, tentunya harus mampu untuk menegur atau memberikan nasehat kepada anak didiknya yang melanggar peraturan atau salah konsepsi di dalam pemahaman ilmu pengetahuan. Menegor atau memberikan nasehat harus dengan tegas tetapi juga tidak melebihi tindakan perikemanusiaan. Allah dalam 2 Timotius 4:2 menyatakan bahwa ”Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.
Dengan anugerah untuk menegor atau memberikan nasehat, sebagai seorang guru kristen harus menggunakan anugerah tersebut dengan baik, jangan di salah gunakan. Manusia tetaplah manusia yang merupakan ciptaan Allah dan tentunya tidak sebanding dengan Allah yang sebagai penciptanya. Sebagai guru, tentunya tidak diperkenankan langsung menghakimi siswanya. Jika siswa mempunyai ide atau gagasan yang sangat berbeda dengan kebenaran Allah, sebaiknya diarahkan dan diberikan pemahaman yang kuat mengenai kebenaran sejati yaitu kebenaran Allah. Allah berrfirman dalam Matius 7:1 ”Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi”.
Manusia diciptakan Allah berbeda dengan ciptaan-ciptaan yang lainnnya. Manusia diciptakan dengan sempurna seturut gambar dan rupa Allah, yang dilengkapi dengan akal, pikiran dan perasaan. Pernyataan ini terdapat dalam perkataan Allah dalam Kejadian 1:26 “ Baiklah Kita (Allah) menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Allah), supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang melata yang merayap di bumi”. Dengan anugerah akal, pikiran dan perasaan inilah, manusia mampu untuk berpikir, menentukan ide atau gagasan dan memutuskan tindakan yang akan dilakukannya.
Allah menciptakan manusia dengan dianugerahkan bakat dan talenta (kecerdasan pikiran dan perasaan) yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Injil Roma:12:6a bahwa “ Demikianlah kita (manusia) mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kapada kita (manusia). Dengan anugerah bakat dan talenta inilah cenderung manusia memiliki ide atau gagasan yang berbeda-beda. Brumellen berpendapat bahwa semua orang dapat memberikan kontribusi pada kehidupan di masyarakat dengan cara khusus, menggunakan karunia istemewa mereka. (Brumellen, p. 93).
Seorang guru kristen merupakan manusia yang dipanggil oleh Allah untuk membawa anak didik menjadi dekat dengan Allah dan memberikan pemahaman untuk lebih mengenal Allah dengan baik. Seorang guru kristen merupakan rekan sekerja Allah yang tentunya akan membawa perubahan siswa untuk semakin lebih serupa dengan Kristus. Allah berfirman dalam Injil 1 Korintus 3:9 bahwa “Karena kami (manusia) kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”. Perubahan setiap diri siswa tentunya perubahan yang melibatkan akal budi dan perasaan yang akan menjadikan setiap tindakan siswa mencerminkan tindakan Allah dan berkarakter seperti Allah. Pernyataan ini tertuang dalam Injil Roma 12:2 bahwa “ janganlah kamu serupa denghan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
Dalam menghadapi perbedaan pendapat atau ide-ide siswa, guru kristen harus dapat mengatur dan memberikan suatu penyelesaian dengan baik. Salah satu bentuk pengaturan dan penyelesainnya yaitu Seorang guru kristen harus mampu menyimpulkan apa yang menjadi perdebatan. Dengan menyimpulkan atau mensintesis, maka pelajaran yang disampaikan atau materi yang dibahas tidak mengambang dalam pemahaman siswa. Guru Kristen juga harus mampu membuat kesimpulan yang menyatakan kebenaran yang sejati, yaitu Firman Allah. Allah berfirman dalam Injil Roma 1:17a bahwa” Sebab di dalamnya (Alkitab atau Firman Allah) nyata kebenaran Allah”. Hal ini dipertegas pula dalam Yohanes 14:62a yaitu ” Akulah (Yesus) jalan kebenaran dan hidup”.
Selama hidup di dunia, Yesus Sang Juru Selamat selalu mencari cara bagaimana melayani jenis orang. Ia memilih dua belas orang murid-Nya dengan talenta dan bakat yang beragam. Yesus selalu mengajarkan firman Allah kepada setiap murid-Nya dengan menerima dan menghargai setiap pendapat dan gagasan muridnya. Yesus juga selalu memberikan kesimpulan di setiap penyampaian Firman-Nya. Dalam hal ini Yesus sendiri juga sering menegur atau memperbaiki setiap pandangan setiap murid-Nya yang melenceng dari jalur Allah.
Sebagai guru Kristen tentunya harus dapat meneladani karakter Yesus dalam pengajaran kepada murid-muridnya dan kepada semua orang. Seorang guru yang bijak, tentunya harus mampu untuk menegur atau memberikan nasehat kepada anak didiknya yang melanggar peraturan atau salah konsepsi di dalam pemahaman ilmu pengetahuan. Menegor atau memberikan nasehat harus dengan tegas tetapi juga tidak melebihi tindakan perikemanusiaan. Allah dalam 2 Timotius 4:2 menyatakan bahwa ”Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.
Dengan anugerah untuk menegor atau memberikan nasehat, sebagai seorang guru kristen harus menggunakan anugerah tersebut dengan baik, jangan di salah gunakan. Manusia tetaplah manusia yang merupakan ciptaan Allah dan tentunya tidak sebanding dengan Allah yang sebagai penciptanya. Sebagai guru, tentunya tidak diperkenankan langsung menghakimi siswanya. Jika siswa mempunyai ide atau gagasan yang sangat berbeda dengan kebenaran Allah, sebaiknya diarahkan dan diberikan pemahaman yang kuat mengenai kebenaran sejati yaitu kebenaran Allah. Allah berrfirman dalam Matius 7:1 ”Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar